Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hakikat Idul Fitri : Meng-edukasi Kehidupan dengan Hati Nurani dan Nilai Kemuliaan

 

 

 


Khotbah Idul Fitri, 01 Syawal 1444 H / 22 April 2023

Wahyudin, NS.

Praktisi Pendidikan Islam dan Dakwah

Penulis Buku

                                                                           

الله اكبر. الله اكبر.الله اكبر. الله اكبر. الله اكبر. الله اكبر. الله اكبر. الله اكبر. الله اكبر.   الله اكبر كبيرا. والحمد لله كثيرا. وسبحان الله بكرة واصيلا. لا اله الاالله والله اكبر. الله اكبر ولله الحمد.

 الحمد لله الذى سهّل للعبا د طريق العبا د ويسّر. اشهد ان لااله الاالله وحده لا شريك له. الملك العظيم الأكبر. الذى جعل لكلّ شيئ وقتا واجلا وقد ر. اللهمّ صلّ وسلّم وبارك على سيد نا محمّد. وعلى اله واصحابه اجمعين. امّابعد. فيا ايها المسلمون الكرام.اتّقواالله حقّ تقاته ولاتموتنّ الاّ وانتم مسلمون.

Allahu Akbar, Allahu Akbar Allahu Akbar Walillaahilhamd

Hadirin, Wal hadirot. Jama’ah Idul Fitri Rohimakumullah

 

Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah SWT, atas nikmat yang masih kita rasakan, sehingga pagi ini  dapat melaksanakan Shalat Sunnah Idul Fitri 1444 Hijriyah. Saat ini, kita lanjutkan fase mengikuti khutbah Idul Fitri dengan seksama. Karena antara Shalat dengan Khutbah satu paket, jadi satu kesatuan. Jika kita tidak mendengarkan bahkan ngobrol saat khutbah, maka tidak sempurnalah ibadah Shalat Idul Fitri kita. Tentunya kita berharap, tidak termasuk orang yang merugi. Melaksanakan Ibadah, tetapi tidak dapat fadhilah dari Allah SWT.

 

Tak lupa, shalawat dan salam kita sanjungkan kepada Rasulullah SAW, Kekasih Allah. Insya Allah kita mendapatkan Syafa’atul Ujma di Yaumil Qiyamah. Saat Rasul mengucap: Ummatii, Ummatii, Ummati, kita termasuk orang yang mendengar ajakan Rasulullah SAW untuk masuk surga. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.

Allahu Akbar Allahu Akbar Walillaaahilhamd

 

Kita sambut Idul Fitri dengan suka cita. Karena banyak saudara dan keluarga kita, yang usianya tidak sampai menikmati hari kemenangan ini. Kita termasuk orang yang beruntung, mendapat kenikmatan dan kemenangan: ”Minal ‘Aaidiina Wal Faaiziin, Kullu Aaamin Wa Antum Bikhoiir.

Hadirin wal hadirot Jamaah Idul Fitri yang  dimuliakan Allah SWT.

 

Bulan suci Ramadhan telah kita tinggalkan, Insya Allah kita semua dipanjangkan umur oleh Allah,   berjumpa kembali dengan bulan Ramadhan yang akan datang. Bulan  penuh Rahmat, penuh  ampunan dari segala dosa dan bulan itqun minannar  memberi jaminan kepada kita terbebas dari api neraka. Tiga momentum ini menjadi keistimewaan bulan suci Ramadan, sehingga kita semua meraih muttaqin, hamba Allah yang bertakwa.

 

Sebagai bahan renungan kita semua. Bersedihlah sebelum Ramadan pergi. Kita pernah berjanji mengkhatamkan Al-Qur’an. Setelah Ramadan di akhir hitungan, ternyata ada diantara kita tidak beranjak dari juz awal. Al-qur’an hanya dijadikan pajangan. Menangislah sebelum Ramadan pergi. Kita pernah berjanji meyempurnakan Qiyamullail yang bolong-bolong penuh tambalan. Di akhir hitungan Ramadan, ternyata tidak mampu mendawamkan setiap malam sebelum sahur untuk melaksanakan shalat sunnah Tahajud.

Menangislah sebelum Ramadan pergi. Kita berdoa sejak Sya’ban dan  Rajab agar disampaikan pada bulan Ramadan. Realitasnya, belum bisa menahan diri dari kesia-siaan. Masih belum bisa menambah ibadah sunnah. Bahkan hampir terlewat dari menunaikan ibadah wajib. Saat sebelum Ramadan datang, pernah berjanji akan memakmurkan masjid, selalu shalat berjemaah, padahal rumahnya sangat dekat, tetapi tetap tidak bergeming, masih sering shalat wajib di rumah sehingga hilanglah keutamaan Shalat berjemaah di masjid.

 

Bersedihlah wahai kaum muslimin. Biarlah butir bening air mata ini menjadi saksi di Yaumil Akhir. Nanti ada seorang hamba yang lalai, sombong lagi terlena. Sehingga Ramadan yang mulia pun pergi sia-sia. Menagislah lebih keras lagi. Karena Allah SWT tidak menjanjikan apa pun untuk Ramadan tahun depan. Apakah kita masih disertakan? Ataukah kita sudah berada dalam gundukan tanah yang diratakan? Kemudian oleh semua orang kita pun dilupakan. Dihadapan kita, mereka mengucap Innaalillaahi Wa Innaa Ilaihi Rooji’uun. Saat itu kita terbujur kaku, tak mampu bergerak. Hanya di sekeliling kita ada yang mengaji, ada yang bersedih, ada pula yang mendoakan. Renungan ini,  bisa kita jadikan insight selama kita menapaki di hari yang suci ini. Bagai bayi yang baru terlahir ke muka bumi.

 

Allahu Akbar Allahu Akbar Walillaahil Hamd

 Dijelaskan, oleh Prof. Dr. Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan Al-Qur’an mengungkapkan: Makna Idul Fitri,  kembali kepada tempat semula yaitu kembali kepada asal kejadian. Agama yang benar atau kesucian. Menurut Al-Qur’an: asal kejadian manusia itu bebas dari dosa dan suci, sehingga Idul Fitri berarti kembalinya manusia kepada keadaan suci kembali kepada fitrah. Ditambahkan Prof. Dr. Komarudin Hidayat dalam bukunya Psikologi Ibadah, bahwa Idul Fitri itu mendengarkan hati Nurani. Hati Nurani pasti mengajak untuk berbuat baik dan kesalehan sosial. Saat ini kita berada di masjid, karena hati nurani bergerak kuat menggerakkan dengan ikhlas, untuk shalat Sunnah Idul Fitri dan mendengarkan Khutbah Idul Fitri dengan khidmat dan penuh keikhlasan.

 

Hadirin Walhadirot Rohimakumullah

Dikisahkan di dalam Al-Qur’an, ketika Nabi Adam dan Hawa berada di surga, Allah SWT menyampaikan pesan:

وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ

“Janganlah mendekati pohon ini”,menjadikan kalian termasuk orang yang zalim. (QS. Al-Baqoroh: 35)

Dengan melanggar larangan Allah, kemudian Adam dan Hawa dikeluarkan dari Surga, dan Allah menjauh darinya. Ketika Adam dan Hawa sadar, dan beliau berdua bertobat dengan mengucap: Robbanaa Dzolamnaa Anfusanaa Wa Inlam Tagfirlanaa Watarhamnaa Lanakuunanna Minal Khoosiriin. Kemudian Adam dan Hawa kembali kepada posisi semula. Terbebas dari dosa dan kembali kepada kesucian. Sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam Surat Al-Baqoroh : 186

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

“Jika hamba-hamba Ku yang taat dan menyadari kesalahannya bertanya kepadamu tentang Aku, sesungguhnya Aku sangat dekat, dan mengabulkan doa jika mereka bermohon kepada Ku”.

 

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillaa Hilhamd.

Hadirin Walhadirot Jama’ah  Idul Fitri yang dimuliakan  Allah SWT.

Dari kisah penuh historis ini, dapat kita ambil pelajaran, ketika manusia memiliki kesalahan, langsung diberi funishmen/sanksi oleh Allah SWT, agar manusia sadar kembali kepada kesucian, kembali kepada fitrah.

 

Kita pun sama, kehidupan kita terkadang melanggar aturan Allah SWT, mungkin pernah meninggalkan kewajiban. Pernah berbohong kepada orang tua.  Menggunjing, bahkan terjadi gesekan dengan sesama, sehingga terjadilah dis-harmonisasi/tidak harmonis, bahkan dalam skala luas bisa terjadi dis-integrasi/perpecahan. Innaalillaahi Wa Innaa Ilaihi Rooji’uun.

Allah SWT menjelaskan dalam Surat Al-‘Araaf:179

وَلَـقَدۡ ذَرَاۡنَا لِجَـهَنَّمَ كَثِيۡرًا مِّنَ الۡجِنِّ وَالۡاِنۡسِ‌‌ۖ لَهُمۡ قُلُوۡبٌ لَّا يَفۡقَهُوۡنَ بِهَا وَلَهُمۡ اَعۡيُنٌ لَّا يُبۡصِرُوۡنَ بِهَا وَلَهُمۡ اٰذَانٌ لَّا يَسۡمَعُوۡنَ بِهَا ؕ اُولٰۤٮِٕكَ كَالۡاَنۡعَامِ بَلۡ هُمۡ اَضَلُّ‌ؕ اُولٰۤٮِٕكَ هُمُ الۡغٰفِلُوۡنَ

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah. Dan mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu sebagai binatang ternak. Bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.

 

 Allaahu Akbar Allahu Akbar Walillaahilham

Dengan merayakan Idul Fitri, kita kembali kepada jati diri manusia, selalu menuju kepada kebaikan dan kebenaran. Berjuang mempraktikkan Islam Rahmatan Lil Aaalamiin. Islam yang menyejukkan, menyejahterakan kehidupan. Selagi jadi pemimpin, layani masyarakat dengan baik. Perhatikan segala kebutuhannya. Seorang pemimpin yang menjadi pelayan, kekuatannya tidak akan melemah, justru akan menjadi wibawa dan kuat di mata Rakyatnya. Rakyatnya semakin dekat dan selalu mendoakan untuk pemimpinnya. Sebagai pemimpin keluarga, tidak bosan mengedukasi, mendidik keluarganya menuju ketaatan. Kalaulah anak cucu kita sering meninggalkan shalat, ingatkan mereka dengan kasih sayang. Bimbing mereka, agar selalu melaksanakan shalat. Saat mereka sudah rajin shalat, ajaklah mereka untuk memakmurkan masjid. Shalat berjemaah di masjid, karena shalat berjemaah akan diberikan fadhilah oleh Allah SWT.

 

Rasulullah SAW, selama hidupnya selalu melaksanakan shalat berjemaah di masjidil harom saat hidup di Mekah, dan selalu shalat berjemaah di masjid Nabawi ketika tinggal di Madinah. Kita harus bangga, melihat anak cucu kita, “getol dan rajin” datang ke masjid. Mereka melantunkan shalawat dengan berbagai variasinya. Mereka ada yang sudah bisa mengaji Al-Quran. Mereka yang akan melanjutkan untuk memakmurkan masjid. Mereka nanti yang menjadi Imam Shalat lima waktu, menjadi imam Shalat Idul Fitri sekaligus mereka pun akan menjadi Khotib shalat Jumat dan Shalat Idain-dua hari raya. Hari ini kita shalat Idul Fitri berjemaah, dalam rangka memakmurkan masjid Allah SWT.

 

Allahu Akbar Allahu Akbar Walillaahilhamd

Pancaran hati nurani, seharusnya mewarnai kehidupan kita. Perilaku kehidupan sehari-hari, sangat indah bila mengikuti hati nurani yang terpatri pada Fitrah manusia. Sehingga kita semua benar-benar menyadari, bahwa manusia makhluk paling Mulia disisi Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam Surat Al-Isra : 70

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِىٓ ءَادَمَ وَحَمَلْنَٰهُمْ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ وَرَزَقْنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلْنَٰهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik, dan Kami jadikan manusia paling mulia bila dibandingkan dengan makhluk lainnya”.

 

Sungguh luar biasa, kita semua diberi predikat Karromna, bahkan Khoiro Ummah, dimuliakan oleh Allah dan sebagai umat terbaik. Banyak manusia mampu menaklukkan lautan, berlayar sebagai nakhoda. Bahkan terbang di angkasa menjadi pilot hingga mendarat di bulan menjadi Astronot. Dengan apa manusia dimuliakan? Tentunya dengan iman dan ilmu pengetahuan. Anak cucu kita, yang hari ini sedang menempuh pendidikan di sekolah, di madrasah, mondok di pesantren, dan studi di perguruan tinggi. Mereka sebagai cikal bakal, generasi yang akan menggantikan kita semua. Mereka bisa menjadi Ulama, Kiyai, Asatiz, Guru dan Dosen, Dokter dan Bidan, Kepala Desa dan Camat, Bupati dan Gubernur bahkan hingga menjadi Presiden. Mereka akan mengisi ruang kehidupan menjadi yang terdepan. Idealnya, mereka lebih berkualitas dari pada kita hari ini.

 

Hadirin Wal Hadirot Jamaah Shalat Sunnah Idul Fitri Rohimakumullah

Kita sedih, bila anak cucu kita malas ke masjid padahal rumahnya sangat dekat dengan masjid. Kita bisa menangis, bila anak cucu kita saat jam 5 pagi masih asyik main gadget, bercengkrama dengan handphone. Sementara mereka tidak melaksanakan Shalat Subuh. Lebih baik kita melihat anak cucu kita hari ini menangis dan cemberut, saat kita bangunkan shalat Subuh dalam keadaan dingin menggigil, mungkin mereka tidak suka, dari pada nanti kita sebagai orang tua menangis dan bersedih, mereka terbiasa meninggalkan shalat, mereka mabuk-mabukan, bahkan mereka durhaka kepada orang tua. Na’uzu billah Summa Na’uzubillah.

           

Allahu Akbar Allahu Akbar Wallillahilhamd

Tugas kita tetap meng-edukasi anak cucu, sehingga mereka memiliki akhlakul karimah. Mereka taat kepada allah SWT dan berbakti kepada kedua orang tua. Kita didik mereka untuk mencapai ridho Allah dan orang tua. Rasulullah SAW mengingatkan dalam haditsnya:

رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ

“Ridho Allah tergantung Ridho kedua orang tua, murka Allah tergantung murka orang tua” (HR. Tirmizi, Ibnu Hibban, dan Hakim).

Hadirin Walhadirot Rohimakumullah

Mulai nanti malam, tanggal 2 Syawal silakan cek atau lihat kamar putra-putrinya masing-masing sekitar jam 3.00 atau jam 03.30 sepertiga malam. Apakah anak cucu kita masih tertidur lelap? Apakah terlihat mereka sujud dan ruku, duduk bersimpuh menengadahkan tangannya mengetuk pintu langit seraya berdoa: “Robbighfirlii Waliwaalidayya Warhamhumaa Kamaa Robbayaanii Shogiiroo”. Mereka dengan ikhlas bermunajat mendoakan orang tua dan keluarga tercinta.

Masya Allah, betapa shalih dan shalihahnya anak ini. Putra-putri siapakah ini? Mrekalah yang akan mmebuka ruang Islam Rahmatan Lil Alamin. Merekalah yang akan berjuang menguatkan tauhid di tengah zaman yang serba ketidakpastian. Era disrupsi, banyak orang yang jauh dari nilai-nilai agama. Terjebak dengan materialistik, menikmati hedonistik, melakukan flexing bahkan virus sekulerasi merajalela, sebuah gerakan menjauhkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia dari kehidupan. Untuk menghadapi fenomena ini,  kita tetap optimis seraya  berdoa:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Al-Furqon: 74).

 

Insya Allah, Idul Fitri tahun ini membuka kesadaran baru bahwa kita sebagai “Abdullah” hamba Allah yang siap menjalin hubungan kita kepada Allah Hablumminallah dan menguatkan Hablum Minannas. Sisi lain, kita pun sebagai Khalifatu Fil Ardhi, pemegang Amanah sebagai pemimpin di muka bumi. Siap mempraktikkan 99 Asmaul Husna dalam kehidupan, sehingga 11 bulan yang akan datang kehidupan kita lebih bermakna, dan Insya Allah kita semua mengakhiri hidup ini Husnul Khotimah. Aamiin.

 

Allahu Akbar Allahu Akbar Walillaahilhamd

 

Mudah-mudahan khutbah Idul Fitri ini ada manfaatnya, membangkitkan semangat ibadah untuk 11 bulan yang akan datang, bahkan sampai akhir hayat kita. Aamiin.         

با رك الله لي ولكم فى القر ان الكريم. ونفعني واياكم بما فيه من الايت والذ كر الحكيم. تقبل الله منا ومنكم تلا وته انه هو الغفو ر الرحيم.

 

 

 

 

 

KHUTBAH KE-2 IDUL FITRI 1444 H

الله اكبر. الله اكبر. الله اكبر. الله اكبر. الله اكبر. الله اكبر. الله اكبر.

الله اكبر كبيرا. والحمد لله كثيرا. وسبحا ن الله بكرة واصيلا. لا اله الا الله والله اكبر.

الله اكبر ولله الحمد.اشهد ان لا اله الا الله. واشهد ان سيد نا محمدا عبده ورسوله. وقال تعالى من قائل: ان الله وملائكته يصلون على النبي. يا ايها اللذ ين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد. وعلى اله واصحابه اجمعين.

امين يا رب العالمين.

#Ya Alla Ya Rohman Ya Rohiim. Dengan limpahan kasih sayangMu saat ini kami merayakan Idul Fitri, berilah curahan kasih sayang Mu ya Allah. Sehingga segala kebaikan yang kami perbuat, selalu didasari dengan kasih sayang. Mendidik anak-anak dengan  kasih sayang, mendidik keluarga kami dengan penuh kasih sayang, memimpin rakyat kami dengan kasih sayang.

 

#Ya Allah Ya Qowiyyu Yaa Matiin. Kami benar-benar menyadari, kami ini makhluk yang paling mulia dan sempurna. Namun terkadang, kami merasa tidak mampu, merasa rendah dan tidak berdaya, karenanya dengan kekuatanMu ya Allah, bangkitkanlah motivasi hidup kami, sehingga kami menjadi insan yang selalu optimis, semangat dalam beribadah, semangat dalam Character Building membangun akhlak generasi mendatang, generasi qurrotu ‘ayun penyejuk hati. Diberi kekuatan mendidik anak dan generasi penerus yang berakhlaq, taat kepada orang tua, rajin ibadah, dan semangat berjuang dalam menyebarkan agama Mu ya Allah

 

#Ya Allah Ya Ghofuur, yang Maha Pengampun. Kami sadar, bahwa kami banyak memiliki dosa, perintah Mu sering kami lalaikan, hidup kami belum menjadi insan Robbani, Ibadah kami masih kondisional, di bulan Ramadhan saja kami rajin ibadah. Terkadang di luar bulan Ramadhan, diantara kami banyak yang jauh dari perintahMu. Karenanya, dengan Ampunan Mu ya Allah, dapat mengembalikan kami kepada jati diri sebagai manusia suci. Menjadi fitrah bagaikan bayi yang baru dilahirkan ke muka bumi. Terbebas dari noda dan dosa. Engkaulah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

#Ya Allah Ya Qudduus Ya Salaam Yang Maha Suci. Sucikan hati ini dari sifat iri, jauhkan kami dari sifat dengki. Sucikan harta kami dari yang haram, Jauhkan perbuatan kami dari sifat orang-orang dzolim dan munafiq, sehingga kami selalu mengikuti titahmu Ya Allah. Selamatkan kami dari siksa api neraka, dan masukkan kami ke dalam SurgaMu ya Allah.

 

 اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات. والمسلمين والمسلمات. الأحياء منهم والأموات. انك سميع قريب مجيب الدعوات. ويا قاضي الحاجات.

اللهم تقبل منا صلاتنا وصيا منا وزكاتنا وركوعنا وسجود نا وتمم تكسيرنا يا الله.

برحمتك يا ارحم الرا حمين. ربنا تقبل منا انك انت السميع العليم. وتب علينا انك انت التوا ب الرحيم. ربنا اتنا فالد نيا حسنة. وفى الأخرة حسنة. وقنا عذا ب النار. والحمد لله رب العا لمين.

والسلا م عليكم ورحمة الله وبركاته.


       

1 komentar untuk "Hakikat Idul Fitri : Meng-edukasi Kehidupan dengan Hati Nurani dan Nilai Kemuliaan"

  1. Mohon maaf lahir dan batin. Insya Allah kita semua meraih Ridho, Magfiroh, dan Rahmat dari Allah SWT. Selamat meraih kemenangan dalam momentum Idul Fitri 1444 H.

    BalasHapus