Spirit Cinta di Awal Ramadan
Bingkai Literasi Ramadan 1444 H
Wahyudin, NS.
Praktisi Pendidikan Islam dan Dakwah
Saat Ramadan tiba,
spirit cinta terhadap Islam membara. Bahkan beberapa hari sebelum hari H pun
kondisi itu mulai terasa. Dikemas dengan berbagai acara penyambutan Ramadan,
dengan ceramah agama, kajian ke-Islaman hingga pawai secara kolosal
dengan label Tarhib Ramadan. Menambah khidmat dan membara cinta terhadap
Islam. Marhaban Yaa Ramadan. Marhaban Yaa Syahros Shiyam.
Puncak spirit cinta
diawali di malam pertama bulan Ramadan. Masjid dan Mushalla penuh sesak
dibanjiri jemaah shalat Isya dan Tarawih. Seakan ukuran masjid dan mushalla
mengecil karena disesaki jemaah. Suatu fenomena yang idealnya terjadi bukan
hanya pada bulan Ramadan ansich. Semuanya mendapat Rahmat dan Kasih
Sayang Allah SWT. Seperti dingkapkan Rasulullah SAW, sepuluh hari pertama
Ramadan merupakan Rahmat.
Apakah beribadah
cukup di bulan Ramadan? Tentu tidak. Ada apa sesungguhnya bulan Ramadan
itu? Rasulullah SAW menjawab dalam hadits riwayat Ibn Abid Dun-ya dikutip dari
buku Pedoman Puasa TM. Hasbi Ash Shiddieqy (1993: 32-33), " Sekiranya
manusia mengetahui kebajikan-kebajikan yang dikandung di bulan Ramadan itu,
tentulah mereka mengharap supaya Ramadan berlaku sepanjang tahun".
Motivasi Rasulullah SAW ini menggetarkan jiwa umat Islam. Semua hati umat Islam
bergerak memakmurkan masjid untuk mengukir histori ibadah di bulan Ramadan.
Hati umat Islam mendekat kepada ajaran Islam. Nilai-nilai Islam terasa
menghunjam di hati sehingga move on untuk menggali, mengaji dan
sekaligus mengamalkannya.
Spirit cinta itu
terus membara. Karena bulan Ramadan pun adalah bulan literasi. Di mana semua
umat Islam ingin mengukir ibadah dengan membaca Al-quran dan sekaligus
mengkhatamkannya. Rasulullah SAW pun memotivasi, bahwa satu huruf Alquran
dibacakan akan mendapatkan fadhilah sepuluh kebaikan. Bagaimana bila membacanya
satu surat, satu juz bahkan hingga khotam 30 juz. Masya Allah, suatu reward
luar biasa disajikan Allah SWT di bulan suci ini. Imam Syafii selalu tuntas dua
kali khatam setiap harinya. Sungguh prestasi ibadah luar biasa. Al-quran penuh
mukjizat bagi kita umat Islam.
Puasa dan Al-quran
tidak bisa dipisahkan karena Al-quran turun di bulan Ramadan. Bahkan puasa dan
Al-quran akan memberi syafaat. Seperti dipaparkan dalam Hadits: "Puasa
dan Al-quran memberi syafaat kepada hamba di hari kiamat. Puasa berkata:
"Wahai Tuhanku, aku telah menghalanginya makan makanan dan memenuhi
syahwat-syahwatnya di siang hari, maka perkenankanlah aku memberi syafaat
baginya.". Dan berkata Alquran: "Aku telah menghalanginya tidur di
malam hari, maka perkenankanlah aku memberi syafaat baginya". Syafaat
kedua-duanya diterima Allah". (HR. Ahmad). Puasa dan Al-quran sebagai
penolong bagi umat beriman, langsung mendapat legalitas dari Allah SWT. Momen
Ramadan ini jangan sampai terlewatkan kering dari makna.
Semoga saja dari
Ramadan ke Ramadan sebagai ajang training untuk lebih mencintai agama
Islam, merajut kebersamaan di tengah berbagai perbedaan. Semuanya bisa diikat
dengan kembali kepada Al-quran al-Karim. Rasulullah SAW mengingatkan : "Aku
tinggalkan kepadamu dua hal, apabila kalian memegangnya tidak akan sesat
selamanya. Dua hal itu Al-quran dan Al-hadits". Dengan pesan
Rasulullah ini kian jelas, bahwa Al-quran dan Al-hadits sebagai pedoman
kehidupan sehingga kita semua tetap lurus pada koridor syariat Islam. Semoga
Allah SWT menancapkan iman pada hati kita untuk cinta terhadap Islam, bukan
hanya di bulan Ramadan saja tetapi sepanjang kehidupan kita. Wallahu ‘Alam.
Digubah Kembali pada Jum’at, 24 Maret
2023 / 02 Ramadan 1444 H.
Dalam Bingkai Literasi Ramadan
Pra-Subuh Pkl. 03.55 Wib.
Posting Komentar untuk "Spirit Cinta di Awal Ramadan"