Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ramadan Momentum Berinteraksi dengan Al-qur’an

 


Literasi Al-qur’an

Wahyudin

Praktisi Pendidikan Islam dan Dakwah

 

Peluang emas umat Islam, setiap Ramadan datang dulang fadilah. Di samping puasa sebulan penuh sebagai kewajiban, juga ibadah sunah untuk penguatan kualitas ibadah puasa. Seperti Shalat Sunah Tarawih, Tahajud sebelum sahur, subuh tepat waktu secara berjamaah, dhuha secara dawam dan ibadah sunah lainnya. Lebih istimewa lagi, Ramadan merupakan bulan diturunkannya Al-qur’an sehingga dijadikan media strategik berinteraksi dengan Al-qur’anul Karim.

 

Saya yakin, semua umat Islam di bulan Ramadan pasti lebih intens membaca Al- qur’an bila dibandingkan dengan bulan lain. M. Quraish Shihab (2008: 34) menyatakan, bulan Ramadan dikenal juga dengan nama "Bulan Iqra", karena itulah diturunkan wahyu pertama Al-qur’an yang membawa iqra atau perintah membaca. Sedemikian penting perintah ini sampai-sampai ia diulangi dua kali dalam rangkaian wahyu pertama (QS. 96: 1 dan 3).

 

Dalam konteks historis, Manna Khalil al-Qattan menjelaskan bahwa Rasulullah SAW amat menyukai wahyu, ia senantiasa menunggu penurunan wahyu dengan rasa rindu lalu menghafal dan memahaminya. Persis seperti yang dijanjikan Allah SWT: Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkan (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya".(QS. Al Qiyamah [75] :17).

 

Rasulullah SAW sangat rindu terhadap Al-qur’an, bahkan selalu membaca Al- qur’an. Padahal beliau mendapat garansi masuk surga dan bersifat maksum. Tetapi beliau yang mulia selalu berinteraksi dengan Al-Quranul Karim. Itulah akhlak Rasulullah SAW yang patut kita teladani. Diantara strategi kita di zaman sekarang berinteraksi dengan Al-qur’an:

 

Pertama, selalu membacanya. Makna filosofis ayat pertama iqra,  bahwa esensi membaca sangat penting untuk menuai peradaban. M. Quraish Shihab melanjutkan pemaparannya bahwa iqra sebuah perintah bukan hanya untuk Nabi Muhammad SAW tetapi untuk umat manusia sepanjang sejarah kemanusiaan. Karena realisasi perintah tersebut merupakan kunci pembuka jalan kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi.

 

Para salafussalih berprestasi dalam hidupnya karena membaca. Dengan membacalah seseorang akan memperoleh ilmu. Konteks bulan Ramadan, sangat strategik untuk membaca Al-qur’an. Terlebih saat kita hidup di bulan Ramadan, harus benar-benar dimanfaatkan dengan maksimal untuk qiraatul qur’an.

 

Membaca satu huruf Al-qur’an, diberikan reward sepuluh kebaikan. Bagaimana bila mengkhatamkan 30 juz?  Masya Allah, betapa banyak fadilah yang akan kita dapatkan. Ramadan benar-benar menorehkan hikmah terdalam. Hidup bersama Al-qur’an, 24 jam berinteraksi dengan Al-qur’an.

 

Kedua, dengan memahami keistimewaan Al-qur’an kita akan mendapatkan jutaan ilmu yang sangat berharga. Seperti dinyatakan M. Quraih Shihab (1996: 4) kata hayat terulang sebanyak antonimnya maut, masing-masing 145 kali; akhirat terulang 115 kali sebanyak kata dunia: malaikat terulang 88 kali sebanyak kata setan; thuma'ninah (ketenangan) terulang 13 kali sebanyak kata dhiyq (kecemasan); panas terulang 4 kali sebanyak kata dingin. Masya Allah, mu'jizat Al-qur’an tidak bisa ditandingi dengan tulisan dan karya sastra serta buku lain di belahan dunia manapun. Allah SWT mengingatkan : "Allah menurunkan kitab Al-qur’an dengan penuh kebenaran dan keseimbangan". (QS. Al Syura [42] : 17). Dalam ayat lain diungkapkan :"Katakanlah, Seandainya manusia dan jin berkumpul untuk menyusun semacam A-lqur’an ini, mereka tidak akan berhasil menyusun semacamnya, walaupun mereka bekerja sama".(QS. Al Isra [17] :88).

 

Ketiga, meyakini hikmah ayat ilmiah Al-qur’an. Suatu tantangan bagi manusia untuk mengadakan observasi dan penelitian demi menguatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Matahari setiap hari menyinari bumi. Sang rembulan menampakkan wajahnya di malam hari, dihiasi bintang gemintang sebagai bukti kekuasaan Rabbul Izzati.  Semuanya menstimulasi manusia untuk selalu berpikir. Permasalahan apapun akan ada solusi dan jawabannya di dalam Al-qur’an. Al-qur’an sangat compatible, lengkap isinya dan mampu menjawab semua permasalahan kehidupan, dunia dan kahirat.

 

Disinilah makna ilmiahnya Al-qur’an. Selalu ada jawabannya. Tinggal kita menggali secara tekstual dan kontekstual. Totalitas dijawab dengan ilmiah di dalam Al-qur’anul Karim. Sebagaimana ada satu pertanyaan dari Al-qur’an: "Tanyakanlah hai Muhammad! Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan mereka yang tidak mengetahui?".(QS. 39:9). Sebuah tantangan bagi manusia untuk mendalami Al-qur’an, kemudian dikorelasikan dengan fenomena alam sehingga lahirlah teori ilmiah demi kemaslahatan umat manusia. Disinilah peluang besar bahwa pintu ijtihad tetap terbuka.

 

Semakin jelas,  berinteraksi dengan Al-qur’an menjadikan kita kian yakin bahwa Al-qur’an menjadi pedoman hidup baik sebagai individu, masyarakat maupun bagian dari kehidupan dunia. Yu, berinteraksi dengan Al-qur’an, rahmat dan keberkahan dari Allah SWT akan kita raih untuk kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak. Aamiin.

 

Digubah kembali Ahad, 26 Maret 2023 / 04 Ramadan 1444 Hijriyah Pkl. 04.27 Wib.

Saat berinteraksi dengan Al-qur’anulkarim.

10 komentar untuk "Ramadan Momentum Berinteraksi dengan Al-qur’an"

  1. Syukron tulisannya selalu memotivasi untuk senantiasa membaca dan menulis. Barokallah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hatur nuhun kang selalu mengapresiasi. Siap 2023 tepang di UIN SGD kang.

      Hapus
  2. Alhamdulillah tulisan yg indah sbg media semangat kita utk lbh mencintai Al Qur'an.

    BalasHapus
  3. Ramadhan ini baru fokus ke Alquran, padahal Rosulullah telah mencontohkan untuk selalu dekat dengan Al-Qur'an

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Literat inspiratif dalam bingkai ramadhan perbanyak amaliah secara universal dan komprehensif

    BalasHapus
  6. Teknologi menjadi wahana dakwah yg istimewa,,, semangat pa haji,,,

    BalasHapus