Menyikapi Musibah Banjir : Bangkitkan Energi Keimanan?
Sejak zaman Nabi Adam AS sudah ada musibah. Era Nabi Nuh AS terjadi banjir Bah besar yang menenggelamkan umatnya yang membangkang. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an: “Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung. Nabi Nuh memanggil anaknya, ketika berada di daerah terpencil. "Wahai anakku! Naiklah ke (kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama-sama orang kafir". (QS. Hud [11]: 42-43). Kan’an putranya Nabi Nuh AS tipikal anak durhaka, yang tidak taat orang tua dan Tuhannya. Sehingga Kan'an tenggelam karena ingkar kepada Allah SWT.
Masih hangat dalam ingatan kita, terjadi peristiwa besar gelombang Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004. Hasil data PBB pada Januari 2005 korban meninggal berkisar 230.000, dan 500.000 orang kehilangan rumah tinggal. Disusul gemba bumi di Bantul Yogyakarta pada 27 Mei 2006 dengan kekuatan gempa 5,9 skala Richter. Menurut informasi, Jumlah korban wafat sekitar 4143 di wilayah Bantul. Kerusakan harta dan infrastruktur, tentunya hancur lebur. Yang masih aktual di era digital ini pada 21 November 2022 telah terjadi gempa di Cianjur banyak menelan korban.
Semua itu musibah yang merupakan taqdir Allah
SWT. Bahkan pada 19 Februari, 20 dan 21 Februari 2021 terjadi banjir di sekitar
Karangsari dan Bekasi pada umumnya banjir terbesar sepanjang sejarah. Hingga
keluarga kami mengosongkan rumah selama dua malam hingga kami mengungsi di
masjid PT. Djabesmen dekat dari pemukiman. Disusul banjir besar pada Senin 27
Februari 2023 dan Selasa 28 Februari 2023 terjadi kembali banjir, di
dalam rumah hingga selutut orang dewasa. Kami pun mengungsi di PT. Djabesmen berjumlah
117 orang dari bayi hingga lansia (Warga RT.04/01 Blok Masjid Al-Inabah Kp.
Kalenderwak). Kami menginap malam Selasa dan kembali ke rumah Pkl. 06.00 Wib
pada Selasa, 28 Februari 2023. Sedangkan saudara-saudara lainnya mengungsi di Majlis Ta'lim Al-Inabah dan berada di lantai dua rumahnya masing-masing serta tempat lain yang lebih aman. Innalillaahi Wa Innaa Ilaihi Raajiuun.
Apa
sesungguhnya peristiwa musibah banjir secara kontinu tersebut bagi umat
manusia? Banyak jawaban unutuk membahasnya. Minimal ada beberapa pelajaran
berharga :
Pertama,
bahwa rentetan musibah dan banjir itu terjadi tidak bisa diprediksi manusia.
Hanya Allah SWT Maha Menetapkan. Kapan terjadinya musibah? Andaikan manusia
mengetahui pasti ada prepare bahkan ada upaya untuk menghindarinya. Satu
indikator, kekuatan manusia relatif terbatas. Tidak ada daya kecuali diberikan
kekuatan oleh Allah SWT. Berdasarkan kondisi seperti ini tidak ada alasan
manusia untuk takabur, adigung adiluhung karena manusia sangat lemah.
Kedua,
setiap peristiwa pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya. Bisa jadi banyak
diantara manusia sudah jauh dari Tuhannya. Sehingga mendapat teguran keras,
agar menyadari bahwa perilakunya telah melampaui batas. Pada tahap inilah
kesempatan manusia untuk bertaubat. Kembali pada koridor kebaikan.
Ketiga,
peristiwa ini membangkitkan solideritas pada sesama. Rasa senasib sepenanggungan
terpatri pada persitiwa ini. Terutama saat berada di tempat pengungsian.
Sehingga tak terasa, musibah ini dinikmti dengan ikhlas. Akhirnya membangkitkan
energi keimanan kepada Allah SWT.
Tentunya,
serangkaian musibah dan banjir yang berturut-turut ini pasti ada hikmah dan
menjadi proses pembelajaran berharga bagi umat manusia. Sehingga ke depan kita
tetap optimis bahwa dibalik musibah tersimpan rahasia Alllah SWT agar kita kian
mendekat pada Rabbul Izzati. Wallahu ‘Alam.
Kalenderwak
Selasa,
28 Februari 2023 / 07 Sya’ban 1444 H Pkl. 17.00 Wib.
Terimakasih banyak, Pa, pagi dingin disuguhkan bacaan bergizi. ๐๐๐ฅฐ
BalasHapusSami2 bu mugia Allah memberkahi
HapusMenyadarkan kita untuk bijak dalam memperlakukan alam, tidak mengeksploitasi berlebihan, sbg menimbulkan kerusakan,,
BalasHapusTerimakasih pa haji ilmunya,,, sudah mengingatkan kami semua dalam menghadapi ujian dari Yang Maha Kuasa, semoga kita ada dalam lindungan-Nya,,
BalasHapusSemoga diberikan kesabaran menghadapi musibah ini. Dan menyelami hikmah dibalik musibah.
BalasHapusInnalilahi turut berduka, smoga hikmah banjir kepada yg terkena banjir dikasih kesabaran, semakin meningkatkan keimanan. Hatur nuhun asupan literasinya..sukses terus pa haji๐๐
BalasHapusHatur nuhun doana
HapusTerimakasih pak haji sudah mengingatkan, semoga kita selalu sabarmenerima musibah banjir
BalasHapusAamiin YRA. Nuhun fiduana
HapusTerima kasih sahabat yang telah mengapresiasi karya sederhana saya. Semoga Allah memberkahi kita semua.
Hapus