Mentoring Generasi Juara Lewat PENTAS PAI
Catatan Lomba Pentas PAI
Wahyudin, M.Pd.I
Ketua Pokjawas PAI Kementerian Agama Kabupaten Bekasi
Generasi juara itu
harus mengalami proses edukasi panjang. Baik melalui pendidikan formal,
pelatihan, pembinaan, maupun pengalaman. Seperti halnya Kelompok Kerja Guru
Pendidikan Agama Islam (KKGPAI) Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi
mengawal para siswa hebat generasi juara yang merupakan representasi duta SDN
dan SDIT serta SD Swasta ikut ambil bagian dalam kancah “fastabiqul khoirot”
yang dikemas dalam agenda spektakuler Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan
Agama Islam (Pentas PAI).
Adapun tema yang
diangkat dalam agenda ini “Meningkatkan Karakter Peserta Didik yang Kompetitif,
Beriman, dan Berakhlakul Karimah”. Dilaksanakan pada Rabu, 15 Maret 2023/22
Sya’ban 1444 H di SDIP Annur Cikarang Barat.
Dengan soliditas KKGPAI Kecamatan Cikarang Barat, bahu membahu akhirnya acara
ini terlaksana dengan optimal. Diikuti oleh 47 sekolah dan 510 peserta lomba. Tentunya kesuksesan program ini didukung oleh Koordinator Wilayah, Pengurus Cabang PGRI, K3S, padara Kepala Sekolah SD Negeri dan Swasta, dan para guru pendamping. Secara universal, dapat kita ambil beberapa catatan penting lomba kolosal
Pentas PAI ini :
Pertama, sebagai ajang silaturahmi berbasiskan kompetensi. Guru PAI
dapat lebih memahami kemampuan siswanya, sehingga setelah lomba ada perbaikan
secara kontinu menuju kualitas yang mumpuni. Diawali dari evaluasi model
pembelajaran, media pengajaran, dan penguatan mentoring terhadap peserta
didiknya. Seperti MTQ, MHQ, lomba Azan membutuhkan pendekatan persuasif dan
pembinaan secara intensif sehingga output nya selalu ada peningkatan
bermakna.
Kedua, membuka kesempatan kepada generasi juara untuk membangun mental,
terutama dalam menuangkan kompetensinya di depan khalayak sehingga ke depan lebih
berprestasi lagi. Pengalaman yang diperoleh anak saat ini akan menguatkan
mental hingga dewasa nanti.
Ketiga, sebagai bahan evalusia secara berkelanjutan sehingga kualitas
pemahaman dan praktik nilai-nilai agama pada peserta didik dapat lebih terukur,
dan kian berkualitas.
Keempat, menjaring juara Kecamatan yang nantinya siap dilombakan pada
jenjang Kabupaten, Provinsi, hingga Nasional. Pentas PAI sebagai ajang penguatan
generasi Islami agar Syiar Islam lebih jaya ke depannya.
Kelima, sebuah indikator bahwa organisasi KKGPAI tetap eksis mengawal
generasi juara. Juga, menunjukkan eksistensi organisasi profesi ini sangat
urgen untuk media komunikasi, kolaborasi, dan membangun jejaring antarguru
Pendidikan Agama Islam sehingga nilai-nilai profesionalisme tetap melekat pada
jiwa pendidik. Sebagaimana termaktub pada UU RI Nomor 14 tahun 2005, bahwa guru
harus memiliki kompetensi profesional. Dengan strategi apa untuk meraih
profesionalitas? Tentunya dengan pelatihan secara berkesinambungan dan
kompetensi siswa sebagai feedback keberhasilan pembelajaran.
Dari uraian di atas,
kian jelas bahwa pemahaman agama anak harus terus ditingkatkan, terutama
sebagai bahan evalusi program dengan penguatan teknologi pendidikan dengan
pelatihan guru yang optimal. Seperti diungkapkan Abudin Nata (2020, h. 55)
bahwa pelatihan guru yang efektif dan berbasis pada model pembelajaran
interaktif, kooperatif, inovatif, imajinatif, dan inspiratif yang bertumpu pada
model pembelajaran konstrsuktivisme yang didasarkan pada grand theory
dari Alber Bandura (tentang modelling), Jean Piaget (Social
Cognitive), dan John Dewey (Progressivisme) yang dipadukan konsep
Pendidikan Ibnu Sina yang berbasis psikologi manusia dan berorientasi link
and mach; konsep al-Ghazali yang menekankan pada perpaduan dimensi esoterik
dan eksoterik, serta konsep Mahmud Yunus dan religious integrative,
tampaknya terus dikembangkan.
Sebuah tantangan bagi
pendidik, lembaga pendidikan , pemerintah dan stakeholders ke depan sehingga
kualitas pendidikan agama lebih baik lagi.
Kalenderwak, 17 Maret
2023 / 24 Sya’ban 1444 H Pkl. 04.17 Wib.
Dalam Ruang Penguatan
Literasi
Selamat dan sukses Pentas PAI nya.
BalasHapus