Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Karya Monumental Pengawas PAI Aktivis yang Akademisi

 


Resensi Buku :

Pengawas Optimal Guru Maksimal

Penulis : Dr. Faisal, M.Pd

Penyunting : Saptaguna

Peresensi : Wahyudin

ISBN 978-623-5277-89-9

312 hlm.

Penerbit : Rumah Pustaka

Cet. Ke-1, Februari 2022

 

Mengungkap buah karya sahabat saya, Dr. Faisal, M.Pd yang sudah lama saya kenal sejak menjadi Pengawas memang tidaklah mudah. Karena, buku ini cukup tebal yaitu 312 halaman. Dari lembar ke lembar, saya berupaya memahami substansi isinya sangat menarik dan “menyentil” saya dan mungkin Anda sebagai Pengawas Pendidikan Agama Islam (Was.PAI), terutama aspek profesionalisme dan pengembangan diri.

 

Torehan karya yang ditulis aktivis organisasi dan sekaligus akademisi ini patut kita jadikan referensi terutama bagi pengawas yang ingin ke luar dari zona nyaman dan update khazanah keilmuan. Mengapa tidak? Buku ini membuka koridor bahwa eksistensi pengawas masih tetap menjadi elan vital bagi peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam juga pendidikan secara universal. Seperti diungkapkan Kang Faisal (biasa saya panggil), bahwa Supervisor atau pengawas merupakan salah satu komponen yang memiliki peran dalam menjaga mutu pendidikan (Faisal: 2022, h.1).

 

Lebih rinci diungkapkan bahwa Pengawas Pendidikan Islam memiliki tugas dan fungsi untuk melaksanakan pengawasan dalam proses pembelajaran meliputi perencanaan, tujuan, pelaksanaan, evaluasi dan pemantauan pelaksanaan Standar Pendidikan Nasional. Pengawas pun memiliki otoritas untuk menilai, membimbing, dan melatih guru binaannya. Targetnya, menjadikan guru profesional sesuai dengan yang diamanatkan regulasi yaitu memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Hal ini menjadi feedback keberhasilan tugas seorang pengawas.

 

Saat Tupoksi sudah maksimal maka kinerja pengawas akan optimal. Ketika pengawas optimal guru pun akan maksimal. Inilah diferensiasi buku yang ditorehkan seorang Pengawas PAI aktivis yang Doktor Pendidikan Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini. Apa sesungguhnya pengawas optimal itu? Diungkapkan dalam buku ini optimalisasi ada relevansinya dengan kinerja guru. Ketika pengawas melaksanakan tugas dengan optimal maka kinerja guru pun akan menghasilkan kinerja yang maksimal. Tentunya sesuai dengan indikator profesionalisme guru.

 

Setiap pengawas pasti berharap optimal dalam melaksanakan tugasnya. Tentunya harus memiliki kompetensi mumpuni sehingga saat berkolaborasi dengan guru binaan ada novelty, nilai kebaruan yang didapatkan guru sehingga guru binaan lebih update pengetahuan dan selalu  dirindukan para siswanya. Wilayah inilah bagi seorang pengawas harus mampu menginovasi diri. 


Kata kunci pada buku ini, (1) Pengawas PAI memiliki tanggung jawab yang lebih besar karena dimensi pendidikan agama Islam yang diembannya, dan peran yang sangat fundamental karena pengawas menjadi penjaga mutu pendidikan agama Islam pada satuan pendidikan, (2) Guru PAI adalah subjek yang akan mendapatkan peningkatan kinerja dari implementasi optimalisasi kinerja pengawas. Pada bagian inilah, guru dituntut kinerja profesionalnya, sehingga mampu mensupport peserta didik menjadi insan berkualitas.


Dalam konteks lain diungkapkan Arif Satria (2021) inovasi adalah strategi utama untuk bertahan dan beradaptasi di tengah derasnya arus perubahan yang bergerak dinamis dan disruptif. Di era ini pula, inovasi bergerak secara revolusioner, memengaruhi banyak sektor kehidupan. Masih menurut Arif Satria (2021, h. 5) menyatakan lompatan inovasi mensyaratkan kekuatan future practice atau next practice. Dengan upaya ini, maka kitalah yang akan menjadi penentu perubahan. Meminjam terminologi CarolSDweck (2016), orang yang memiliki growth mindset selalu sadar bahwa dunia telah berkembang dan berubah sehingga tidak ada kata lain selain harus ikut berubah.

 

Hal lain yang menarik dari buku ini seperti dikatakan Prof. Dr. Hj. Aan Hasanah, M.Ed (dalam Pengantar Buku) bahwa beberapa faktor peran pengawas yaitu sebagai koordinator, konsultan, pemimpin tim, dan evaluator. Jika dicermati, peran ini menggambarkan fungsi pengawas secara optimal akan sangat berpengaruh pada peningkatan mutu pendidikan. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Bandung ini mengutip pendapat Gregoria (1966) bahwa peran pengawas sebagi inspektur, peneliti, pelatih, pembimbing, dan penilai. Semakin lengkap urgensi peran pengawas menjadi elan vital untuk mengembangkan kualitas pendidikan secara berkesinambungan.

 

Belum cukup waktu untuk mengkaji buku setebal ini, terlebih saat saya melaksanakan puasa Ramadan 1444 Hijriyah, harus memanaje waktu untuk ibadah mahdhah dan ghair mahdhah, qiroatul qur’an dan ibadah sunnah lainnya. Paling tidak, Ramadan tahun ini menorehkan karya sederhana sebagai apresiasi kepada Kang Doktor Faisal sebagai Sekretaris Umum Pokjawas PAI Provinsi Jawa Barat yang tetap semangat berkiprah di dunia akademik. Saya angkat topi, di tengah kesibukan Kang Faisal masih tetap mampu berkarya. Inilah buah manis dari seorang Doktor Pendidikan Islam. Semoga saja, buku “Pengawas Optimal Guru Maksimal” menginspirasi kita semua untuk menorehkan karya bermanfaat. Selamat Kang Doktor, saya tunggu karya berikutnya.

 

Sebagai ungkapan Apresiasi kepada sahabat Kang Faisal atas buku Monumentalnya.

Kalenderwak, Sabtu 25 Maret 2023 / 03 Ramadan 1444 H Pra-Subuh Pkl. 04.18 Wib.

Dalam Ruang Literasi Ramadan Mubarok.

3 komentar untuk "Karya Monumental Pengawas PAI Aktivis yang Akademisi"

  1. Buku hasil dari penelitian selama lima tahun dalam ruang lingkup kerja was PAI kementerian agama kota Bandung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Luar biasa Kang Doktor. Sangat bermanfaar "menyentil" abdi sebagai WasPAI.

      Hapus
  2. MaasyaAllah... Ngiring bingah pak pengawas. Semoga karya yg dipersembahkam bisa bermanfaat untuk kami yang sedang belajar dan bisa mengikuti jejak pak Doktor.

    BalasHapus