Daya Magnet Bulan Suci Ramadan
Sebuah Refleksi Kehidupan
Wahyudin,
NS. –
Praktisi
Pendidikan Islam dan Dakwah
Kemampuan manusia tidaklah sempurna. Pasti ada
keterbatasan potensi yang dimiliki. Itulah sifat dan karakter manusia pasti
relatif berbeda. Dalam kehidupan tidak semua dapat diungkap dengan indrawi,
kendati setiap insan memiliki kelebihan berupa akal pikiran. Jadi, tidak semua
aktivitas kehidupan dapat diraih akal dan logika. Ada kekuatan lain, energi
doa yang menguatkan seseorang lebih percaya diri melanjutkan kehidupan. Mengenal
dirinya dan mengenal Tuhannya.
Seperti halnya pada saat malam Nisfu Sya’ban 1444 H
tepatnya Rabu, 08 Maret 2023/15 Sya’ban 1444 Hijriyah. Ruangan Masjid Jami
Al-Inabah Kalenderwak dipadati Jemaah. Dari kaum Bapak, kaum Ibu, para remaja
hingga anak-anak tumpah ruah memperingati malam Nisfu Sya’ban, sebagai agenda
tahunan ritin diperagakan di masjid Al-Inabah.
Sebuah perhelatan akbar yang mentradisi, sejak saya
kecil hingga berusia setengah abad ini. Rutinitas bernuansa religiusitas turun
temurun. Doa bersama, tahlil dan zikir berjemaah serta membaca Surah Yasin tiga
kali secara kolosal . Magnet bulan suci Ramadan terasa, padahal masih lima
belas hari akan datang Insya Allah akan hadir di tengah kehidupan kaum
muslimin. Bila diungkap secara intens,
terpancar beberapa catatan bermakna dari peristiwa malam Nisfu Sya’ban.
Pertama,
nampak jelas Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Basyariyah umat Islam menembus lintas
organisasi kemasyarakatan. Semuanya bergerak bersama datang ke masjid untuk
memakmurkan Rumah Allah SWT. Satu wujud cinta umat Islam pada rumah suci,
sehingga kekuatan Islam sangat solid di Negara Kesatauan Republik Indonesia
(NKRI) tercinta ini. Bukti memakmurkan masjid, tipikal orang beriman kepada
Allah SWT dan beriman kepada hari Kiyamat, konsisten melaksanakan shalat lima
waktu, tetap menunaikan zakat, serta tidak pernah takut kepada selain Allah
SWT. (QS. At-Taubah : 18). Lahirlah, jiwa-jiwa “mutmainnah” siap meraih
Ridha-Nya dan menikmati surga-Nya. (QS. Al-Fajr : 27-30).
Kedua, sebagai aspek tahadduts
binni’mah diberikan usia panjang, berkah untuk beribadah kepada Allah SWT.
Banyak orang tua, saudara kita yang telah kembali keharibaan-Nya. Peluang emas
inilah dijadikan momentum menguatkan ibadah mahdhah dan ghair mahdhah.
Malam Nisfu Sya’ban menjadi media refleksi, bahwa hidup pada prinsipnya hanya
untuk ibadah kepada Allah SWT. (QS. Az-Zariyat: 56). Segala aktivitas, lisan
dan amal, ibadah secara totalitas, bahkan hidup dan mati dipersembahkan untuk
Allah SWT Rabbul Izzati.
Ketiga, momentum malam
Nishfu Sya’ban sebagai ajang training penguatan shalat berjemaah.
Setelah shalat magrib berjemaah dilanjutkan shalat sunnah munfarid dan dilanjutkan
“ngaji” bersama. Saat Ramadan nanti, kita dihadapkan dengan shalat wajib
berjemaah, shalat sunnah tarawih berjemaah, dan aktivitas komunal lainnya.
Sebagai upaya refresh spiritual, malam Nisfu Sya’ban di masjid
Al-Inabah, diadakan sentuhan taushiyah disampaikan Wahyudin, NS. yang isinya sebagai
bahan refleksi diantaranya: (1) Memperbanyak zikir, doa dan Shalawat kepada
Rasulullah SAW, berharap meraih syafaatnya, (2) Menguatkan shalat berjemaah
dalam kondisi apapun, di manapun. Karena shalat berjemaah lebih utama dari pada
shalat munfarid, (3) Mengiringi kehidupan dengan meningkatkan kualitas ilmu
agama dan ilmu umum agar menjadi insan beriman, berilmu, dan beramal shaleh,
serta (4) Selalu memperbanyak membaca Al-Quran hingga akhir hayat. Karena
Al-Quran sebagai Rahmat bagi kaum beriman. (QS. Al-A’raf: 204).
Insya Allah, momentum malam Nishfu Sya’ban mampu
menggetarkan hati umat Islam untuk lebih menguatkan iman sehingga benar-benar
siap menghadapi bulan suci Ramadan, bulan yang dimuliakan Allah SWT. Kita
berharap, Ramadan tahun 1444 Hijriyah ini menjadi ibadah terbaik bagi kita umat
Islam. Dengan idealisme yang selalu dirindukan umat Islam menjadi insan muttaqin,
orang yang bertakwa disisi Allah SWT. Akhirnya, lantunan doa ini yang terus
kita gelorakan: “Ya Allah, berkahilah kami hidup di bulan Rajab dan Sya’ban
serta sampaikanlah hidup kami pada bulan Ramadan. Aamiin.
Kalenderwak,
15 Maret 2023 / 22 Sya’ban 1444 H pasca Subuh 05.35 Wib.
Dalam
Kerinduan Ramadan Mubarok
Posting Komentar untuk "Daya Magnet Bulan Suci Ramadan"