Sosok Akademisi Inspiratif : Meneladani Spirit Belajar dan Mengajar dari Al-Magfurlah, Dr. H. Dindin Jamaludin, M.Ag, CEPP
Saya ditakdirkan hanya bertemu sekali dengan al-magfurlah, Dr. H. Dindin Jamaludin, M.Ag, CEPP pada kuliah perdana Mata Kuliah Sosio Kultural Pendidikan Islam bersama Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si, CSEE sebagai Dosen pengampu di Aula Rektorat pada 17 September 2022. Momentum ini bersamaan dengan hari bersejarah pasca wisuda putri saya Azmi Nur Izzah, S.Pd di Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam, Wisuda ke-87. Sekarang Kak Azmi melanjutkan Studi S2 di UIN Jakarta (Semester II). Suatu kebahagiaan yang tak terhingga bagi kami sekeluarga, mengikuti acara secara simultan. Berharap meraih keberkahan dan RidaNya.
Selanjutnya,
selama semester 1 di S3 Program Studi Pendidikan Islam Konsentrasi Ilmu Pendidikan
Islam (IPI) Pascasarjana UIN Bandung, perkuliahan digelar lewat Zoom
Meeting. Qodarullah, saat akan digelar pertemuan offline kembali
akhirnya tidak jadi dilaksanakan, karena masih dalam kondisi pasca pandemi.
Itulah pertemuan saya secara langsung dengan almarhum hanya sekali saja.
Saat
dosen muda yang inspiratif membimbing kami selama perkuliahan, rasanya sangat
dekat dengan beliau. Karena, setiap perkuliahan digelar selalu menarik dan
komunikatif. Benar-benar mengayomi, membimbing, dan memotivasi. Semangat
membara selalu Pak H. Dindin tampakkan. Tak kenal lelah, selalu ceria menyelimuti raut
wajah beliau. Semangat menorehkan ilmunya, diperkuat dengan pengalaman riset di
tanah air hingga ke mancanegara. Perjalanan akademik yang patut kita teladani.
Bersama
Dosen Inspiratif selalu Komitmen dengan Tugas
Pernah
suatu saat, beliau ada kegiatan yang bersamaan dengan tugas mengajar, tetapi aktivitas
perkuliahan tetap dilaksanakan dengan menghadirkan Dosen Tamu Prof. Etin Anwar
yang menetap di Amerika Serikat (Kuliah ini pada Kamis, 29 September 2022). Ide
cemerlang dihadirkan Dosen muda ini. Di samping kami dikenalkan secara teoritis
materi Pendidikan Islam dan Sosio Kultural di Amerika, juga kondisi objektif
yang dipaparkan oleh Profesor yang tinggal di AS. Hal ini lebih mengena,
analitik, kontekstual, dan lebih objektif sehingga kami pembelajar lebih
meyakini ilmunya dan pemahamannya. Suatu terobosan luar biasa, ternyata belajar
di era digital ini sangat bervariasi. Relatif mudah dan praktis, yang penting kita mau dan
mampu memutar otak dan mencapai target materi pembelajaran. Di samping kompeten
pada bidangnya, Pak Dr. Dindin ini piawai berkolaborasi dengan pakar yang berada di dalam dan luar negeri.
Tidak
cukup sampai di sini, pada Jum’at, 26 November 2022 akademisi inspiratif ini
semangat membangun kolaboratif menghadirkan Dr. Deni Harmanto, C.Eng, MIED yang
sudah menetap 30 tahun di Inggris menganalisa materi tentang Kehidupan Muslim
di United Kingdom (UK), melalui Zoom Meeting. Suatu strategi
pembelajaran cerdas di Era ini, Pak Doktor Dindin selalu mempraktikkan model
pembelajaran yang kolaboratif, analitis, komunikatif, dan integratif. Angkat
topi saya dibuatnya. Selalu ada ide cemerlang yang berbeda, dan sangat
menyenangkan. Materi berat terasa ringan itulah di antara kelebihan Dosen yang
menjadi Doktor termuda saat usia 28,5 tahun dengan predikat Cumlaude dan
segudang prestasi lainnya.
Sesekali
saya melihat youtube yang menghadirkan beliau pada Kajian Dhuha #10 dengan tema “Kekuatan Ekstrinsik
dan Intrinsik”. Acara ini digagas
Manajemen Masjid Kampus II UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Beliau selalu memberikan
stressing betapa urgennya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memahami
fenomena alam yang Allah tunjukkan. Bila Islam ingin maju, harus mengkolaborasi
antara iman dan ilmu pengetahuan. Beliau men-sitir Surat Arrahman ayat 33 : “Wahai
golongan jin dan manusia. Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit
dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan
kekuatan (dari Allah)”. Dengan diksi yang penuh makna, beliau mengantarkan
sangat sistematis dan tetap memelihara otentisitas ilmiah.
Kajian
dakwah yang mudah diterima oleh seluruh stratifikasi masyarakat. Diantara
selintas pesannya bahwa manusia memiliki shulthan (kekuatan) ekstrinsik
dan intrinsik. Menurut beliau, kekuatan ekstrinsik itu diantaranya teman,
jabatan, followers dan yang secara kasat mata dapat dilihat. Hal ini
penting untuk eksistensi dan aktualisasi kehidupan. Tetapi yang jauh lebih
penting pesan almarhum, bahwa kekuatan intrinsik itu meliputi ketenangan,
kebahagiaan, dan kekuatan batin. Inilah potensi yang harus diraih dan
dikembangkan dalam kehidupan. Dengan Bahasa lugas tentunya pesan beliau sangat
bermakna dan mudah dipahami.
Typical
Pendidik Disiplin Tinggi dalam Belajar
Lebih
luar biasa lagi, Pak H. Dindin sangat disiplin dengan waktu. Hadir di Zoom
Meeting sebelum timing ditetapkan dan terus menyapa dengan sabar
menyebut nama mahasiswa yang berangsur-angsur hadir dengan menanyakan kabar.
Terkadang, beliau lebih dahulu hadir ketimbang kami sebagai mahasiswa. Karakter
sangat inspiratif, mengalirkan
penghargaan kepada murid-muridnya. Bahkan beliau tidak pernah terkesan
menggurui saat kuliah. Masya Allah, patut diteladani dan diimplementasikan
dalam kehidupan.
Ketika
memberikan kuliah, waktunya fleksibel selalu dikompromikan dengan mahasiswa.
Bahkan pernah kuliah digelar pasca shalat Subuh, sebuah terobosan langka.
Secara otomatis, kami pun beradaptasi dengan waktu yang beliau sediakan. Dari
perencanaan tidur, bangun tidur, qiyamullail, shalat subuh berjemaah
hingga perkuliahan berlangsung. Berkali-kali beliau berpesan: Untuk selalu
memanfaatkan media digital ini dengan maksimal. Memiliki karya yang di-publish
pada media internet melalui website
pribadi dan lembaga, jurnal terakreditasi nasional, artikel, hingga Scopus
bereputasi Internasioanal. Motivasi yang luar biasa, menjadikan kami berupaya
masksimal melahirkan karya literasi sebagai ciri khas akademisi, pendidik,
dosen, juru dakwah, maupun pegiat literasi ilmiah yang akan mewarnai peradaban ilmu, kini dan masa yang
akan datang. Beliau sangat visioner, melampaui bilangan usia yang relatif muda
(Lahir di Bandung, 03 Desember 1980) sehingga diangkat menjadi Wakil Dekan I
Bagian Akademik di Fakultas Tarbiyah UIN Bandung, usianya masih sangat muda.
Di
sisi lain, sosok dosen inspiratif ini sangat hangat dengan mahasiswa. Seperti
saat menjadi Dosen Pembimbing PPL putri saya yang ketua kelompoknya Dwi Fikry
Al-Ghifary berlokasi di SMPN 3 Kota Bandung. Pak H. Dindin tetap melayani
dengan prima, hadir bersama mahasiswa di tengah kesibukan sebagai Wadek I terus
berpesan kepada mahasiswa agar menjadi pendidik profesional dengan memanfaatkan
program PPL. Sebagai wujud tawadunya beliau, tak lupa minta maaf kepada Guru,
Kepala Sekolah dan Tenaga Kependidikan apabila mahasiswa dalam kegiatan PPL
banyak kekurangan, dan mohon bimbingannya. Sungguh luar biasa selalu komitmen
dengan tugas sebagai akademisi, dosen, juru dakwah dan seorang pendidik profesional yang inspiratif.
Tiada
Henti Memotivasi untuk Riset Pendidikan
Dalam
mengakhiri perkuliahan Mata Kuliah Sosio Kultural (Sabtu, 31 Desember 2022) Pak
H. Dindin memberikan tugas riset kepada kami mahasiswa IPI dan MPI. Kelas kami,
(IPI A dan IPI B) siap penelitian pada 25 dan 26 Januari 2023, di Kasepuhan
Sirnaresmi dan Ciptamulya Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.
Sudah positif kami siap berangkat ke Sukabumi.
Selanjutnya,
pada 24 Januari 2023 setelah Zuhur rencananya saya ke UIN Bandung, dan ba’da Subuh (Rabu) siap ke
lokasi Penelitian. Ternyata, manusia berencana, Tuhan Yang Maha Menetapkan.
Kurang lebih Pkl. 08.00 Wib Selasa 24 Januari 2023 sangat gencar informasi di
beberapa WAG yang saya miliki. Kabar duka menyelimuti Civitas Akademika UIN
Bandung. Sosok Dosen yang sangat dekat dengan mahasiswa ini, telah kembali keharibaanNya
“Innalillaahi Wa Innaa Ilaihi Raajiuun”.(QS. Al-Baqoroh: 156). Hampir
tidak percaya, ketika menerima informasi mengejutkan ini. Saya cek di grup WA
kelas dan beberapa grup lainnya, bahkan saya Japri kepada adik kandung almarhum
yaitu Dr. Khoirul Umam, kata saya : Ieu
leres Kang (tentang kabar wafatnya Bapak H. Dindin), Kang Khoirul menjawab “muhun
kang”. Dengan informasi dari adik kandung almarhum, yakinlah kabar wafatnya
Tokoh Muda UIN Bandung di abad ini. Pak Doktor berkualitas ini telah tiada. Nama baik dan
pesan inspiratif Pak Doktor tetap terukir pada kahidupan akademik kami sebagai
muridnya.
Kita
semua cinta dan sangat membanggakan prestasi almarhum. Tetapi Allah SWT Pemilik
langit dan bumi lebih mencintai al-magfurlah. Sesuai dengan pesan Allah SWT, saat
kematian datang, tidak bisa dimajukan dan tidak bisa dimundurkan (QS.
Al-A‘raaf [7]: 34). Kematian tidak memandang berapa usianya, apa jabatannya, kepemilikannya
seberapa berlimpah dan seterusnya. Semuanya ada dalam genggaman Allah SWT.
Al-Imam
Al-Ghazali, Hujjatul Islam pernah berpesan kepada murid-muridnya dengan rangkaian
dialog: “Apa yang paling dekat dengan diri kita semua? Pertanyaan ini seakan
biasa-biasa saja, dan muridnya pun menjawab dengan yang datar-datar saja. Para
muridnya menjawab:”Yang paling dekat dengan kami itu kedua orang tua, guru,
sahabat, dan para kerabat. Namun, Guru Besar Madrasah Nizhamiyah itu menjawab dengan
tegas,”Yang paling dekat yaitu kematian. Karena, setiap yang bernyawa pasti akan
mengalami kematian”.
Selaras
uraian M. Quraish Shihab (2000, h. 237) mengutip pendapat Sartre, Filosof Perancis
kontemporer mengingatkan dua hal yang mungkin meringankan malapetaka kematian:
(a) bahwa kematian resiko kehidupan, dan karenanya tidak seorang pun yang hidup
kecuali akan mati, dan (b) semakin banyak orang yang disentuh oleh malapetaka, lebih
ringan sentuhannya di hati mereka. Malapetaka kematian menyentuh semua orang,
karenanya ia seharusnya tidak menimbulkan kesedihan berlarut-larut.
Goresan
pena ini tentunya sangat terbatas substansinya, karena keterbatasan pengetahuan
penulis tentang kehidupan dan kiprah kinerja almarhum. Literasi ini, sebagai tahadduts
binni’mah Penulis menjadi mahasiswanya, kendati hanya 1 semester dibimbing
beliau dalam perkuliahan. Betapa luar
biasa nya Pak Doktor Dindin, masih muda tetapi sudah menorehkan banyak prestasi.
Diantara karya yang diterbitkan yaitu buku : Metode Pendidikan Anak: Teori dan
Praktik serta puluhan karya lainnya. Karya monumental Wadek I ini, sudah
membumi untuk Institusi UIN Bandung juga pengembangan keilmuan di Indonesia
bahkan dunia. Doktor muda ini, diamanahi sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah
Sunan Gunung Djati Bandung (2021-2023). Kebaikan dan amal shaleh beliau tentunya
mengalir sebagai amal jariyah, serta menembus relung kehidupan generasi
milenial sebagai magnet inspiratif. Insya
Allah, amal baik al-magfurlah sebagai penghantar meraih RidaNya. Aamiin.
Cikarang Timur, 12
Februari 2023 / 21 Rajab 1444 H.
Wahyudin. Mahasiswa
S3 Semester II UIN Bandung Prodi PI Konsentrasi IPI.
Penulis Buku :
Jejak Mualaf Literasi (2019), Literasi Spiritual (2020), Khotbah Berbasis
Literasi Spiritual (2021). WA. 0857 1805 3909
Terimakasih kyai Wahyu yg tlh menginspirasi utk alm. Dr. H. Dindin J,M.Ag. Alm merupakan keponakan yg salah satu dari keluarga kami sangat didambakan.
BalasHapusSemoga dengan torehan tinta kyai memberikan inspirasi dan doa utk yg lain.
Semiga Allah Swt senantiasa meridloi apa yg kita lakukan.
By. Fiasal
Sami2 Kang Doktor. Saya hanya membuka ranah intelektual dan spiritual. Ternyata tugas kita di dunia harus mengalirkan kebaikan agar menjadi legacy bagi yang masih hidup. Ok kang Sekum.
HapusKiprah almagfurlah luar biasa. Saya kagum
BalasHapusMugia Pa Dr.H Dindin J, M.Ag ditempatkan ditempat terbaik di sisi Allah, Aamiin Allohumma aamiin.
BalasHapusBeliau orang baik InsyaAllah Ahlul Khoir. Semangat Literasi bang Haji, berkarya lewat tulisan ilmiah..mantap
Ya, bener pisan yakinlah almarhum ahlil khoir yang sudah berkah amal kebaikannya. Insya Allah Ahli Surga. Alfaatihah. Asyik saling mengapresiasi karya melalui Testimoni, Review, atau Resensi. Keren ternyata.
HapusTerima kasih kepada sahabat semua yang telah mensupport website saya yang seumur jagung. Moga mengalirkan manfaat. Aamiin.
BalasHapus