Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Resensi Buku : Jejak Penuh Makna

 


                                            Catatan al-Faqir atas Buku Jejak Mualaf Literasi

Karya: Wahyudin

 

Senarai tulisan ini adalah upaya menyelami lautan ilmu dari buah karya salah seorang cendikia tulen dari Bekasi.

 

Sungguh, tidak mungkin akan terselami sampai ke dasar. Saya menyadari itu sepenuh hati.

 

Samudra wawasan Pa Jiwah –panggilan akrab H. Wahyudin NS, M.Pd.I—jauh di luar batas nalar dan kompetensi saya. 

 

Spektrum keilmuannya terlalu luas bagi saya untuk menapaki jejaknya.

Buah karya Jejak Mualaf Literasi (JML) bagaikan oase di tengah gurun pasir. Ia dinanti dan ditunggu oleh penjelajah dunia literasi yang sedang dahaga. Tak sedikit calon dan atau penulis adakalanya mengalami stagnasi. 

 

Maka jadilah Jejak Mualaf Literasi adalah jawaban sekaligus media re-charge spirit menulis. 

 

Jejak Mulaf Literasi menjadi inspirasi sekaligus motivasi bagi siapapun orangnya dan bagaimanapun latar belakangnya bahwa everybody can be writer. Begitulah kira-kira. 

 

Ada pameo yang mengatakan, menulis adalah pekerjaan dalam kesunyian. Inilah yang kira-kira yang ingin didobrak oleh Pa Jiwah. 

Bahwa menulis bisa hadir di ruang yang ramai, sibuk, bahkan di tengah rutinitas yang saling berkejaran satu dengan yang lain.

 

Saat menunggu teman di kantin. Saat berada di ruang rapat. Pun saat diperjalanan menjemput anak yang tinggal di pesantren, seperti pengalaman Pa Jiwah yang terangkum dalam buku ini, misalnya. Maka menulis bisa dilakukan every time and every where.

 

Akhirul kalam, dahulu Imam Ghazali pernah berpesan, “Jika engkau bukan anak raja, jika engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis!”. Saya rasa Pa Jiwah juga pernah membaca pesan sang hujjatul islam itu. Maka semangat ini juga yang kiranya ingin disampaikan Pa Jiwah kepada para pembaca buku ini. 

 

Membaca lembar demi lembar buku Jejak Mualaf Literasi akan menyuguhkan jejak-jejak penuh makna. Dan akhirnya saya wajib bersyahadah, bahwa Pa Jiwah bukan sekadar mualaf literasi. Bagi saya beliau adalah literat yang kaffah. @anensutianto

 

2 komentar untuk "Resensi Buku : Jejak Penuh Makna"

  1. Saya sudah punya buku ini, isinya luar biasa, enak di baca banyak mamfaatnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga bukunya bermanfaat untuk melahirkan karya kembali

      Hapus