Menyelami Paradigma Pendidikan Versi Azyumardi Azra, CBE
“Membebaskan Pendidikan Islam”
Penulis : Prof. Azyumardi Azra, Ph.D., M.Phil., MA.,
CBE
Peresensi : Wahyudin
ISBN 978-623-218-469-5
14x20.5 cm
X, 180 hlm.
Cetakan ke-1, Februari 2020
Menyelami
buah karya Azyumardi Azra Sang Cendikiawan Muslim Indonesia yang bertaraf Internasional
ini, selalu ingin mengkhatamkannya. Begitu pula buku “Membebaskan Pendidikan
Islam” sangat bermakna untuk peningkatan dan penguatan wawasan paradigma pendidikan
di sekolah, pesantren, informal maupun dalam memahami dinamika pendidikan bagi
bangsa dan dunia global.
Bagian
substantif buku Azra ini membuka paradigma berpikir kita bahwa diawali dengan
sebuah pengantar, Pendidikan Islam di Indonesia adalah satu legacy yang
sangat kaya, bukan hanya di Indonesia tetapi hingga ke dunia Internasional. Hal
ini mewarnai pendidikan dari tingkat PAUD,TK/RA/BA, dasar dan menengah sampai
perguruan tinggi Islam. Azra sebagai sosok akademisi, menguraikan bahwa
Pendidikan Islam telah go international sehingga dinikmati insan di
dunia manapun.
Sebuah
prestasi luar biasa, sehingga membuka ruang peradaban, pengembangan ilmu ke-Islaman.
Pendidikan Islam mewarnai khazanah ke-Islaman pada semua lini kehidupan dan pendidikan,
baik formal maupun nonformal. Azra yang selalu melakukan transformasi
intelektual memaparkan hingga tuntas dan jelas.
Berselayar
pada bagian pertama buku setebal 180 halaman ini membahas berdasarkan
analitis, data, dan fakta berkisar pendidikan Islam dari Sekolah hingga
Pesantren. Ada 12 artikel yang ditawarkan Azra bagian pertama di dalam buku ini. Azra sangat
piawai mengungkap konteks historis “fenomena sekolah Islam-disamping
madrasah-bukan sekadar gejala 1980 an atau 1990 an. Sekolah Islam telah jauh
muncul sebelumnya, persisnya pada awal bad ke-20 ketika gelombang modernisme
Islam menemukan momentumnya di negeri ini. Ungkapan ini, memantik para peneliti
untuk mendalami kajian secara historis secara intensif.
Lebih
luar biasa, sekolah Islam merambat ke negara Kanguru Australia seperti “Saturday
or Sunday School” – pengajian pada anak-anak Sabtu dan Minggu – sampai
sekolah Islam terus berkembang. Masih menurut Azra yang ahli tentang Islam di
Asia Tenggara ini, mengutip pendapat Abdullah Saeed Guru Besar dan Direktur Centre
for the Study Contemporary Islam, Universitas Melbourne dalam bukunya Islam
in Australia (2003), di seluruh Australia terdapat 23 sekolah Islam; 16
diantaranya Islamic College yang pada dasarnya merupakan Pendidikan pra-Universitas.
Bagian
kedua Azra Sang Sejarawan menyoroti kurikulum, citra Pendidikan Indonesia,
reformasi Pendidikan Islam, Pendidikan berbasis nilai kebangsaan hingga
buku-buku. Terdapat 20 artikel pada bagian ini, diantaranya menjelaskan Pendidikan
berbasis kebangsaan mencakup seluruh subjek; bukan hanya yang menyangkut pendidikan
nilai seperti pada Mata Pelajaran PKn, PAI, Sejarah, IPS dan semacamnya, tetapi
juga ilmu alam. Nilai-nilai kebangsaan dapat disisipkan pada semua materi
pembelajaran secara terintergrasi melalui hidden curriculum secara
berkesinambungan.
Berkaitan
dengan urgensi Buku, Azra menguraikan: peradaban Islam adalah peradaban
buku-buku; jalan hidup muslim dipandu Buku; dan kita menemukan nilai hidup kita
hanya dalam buku-buku. Tuhan kita juga termanifestasi dalam Buku; dan identitas
kita terbentuk oleh buku-buku. Jadi, bagaimana bisa ada orang di antara kita
yang merusak Buku, dan menjadi pengkhianat buku-buku? (Azra, 2020, h. 96).
Masya Allah, betapa perhatian beliau kepada Buku, agar kita cinta dan selalu
bercengkrama dengan Buku. Bahkan sering dikatakan bahwa Buku itu jendela dunia
dan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada
bagian akhir buku ini, Azra yang menjabat Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dua periode ini mengungkap tentang mahasiswa, guru besar, kebebasan
akademis, universitas sebagai Public Good, World Class Univercity, dan
Integrasi Ilmu UIN. Dalam perpektif Azra, Pendidikan Indonesia bertujuan
meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan guna mencapai tingkat dan harkat
kehidupan lebih baik. Lebih jauh dikatakan pendidikan juga mengembangkan patriotisme
dan kebangsaan, cinta tanah air, solidaritas sosial, dan orientasi masa depan.
Begitu luhur dan mulianya pendidikan sebagai Public Good tidak hanya
bermanfaat bagi individu-individu, tetapi juga bagi masyarakat, bangsa, dan
negara secara keseluruhan.
Menurut
Wahyudin (2022, h. 85) dalam artikel “Menelisik Percikan Intelektualitas Sang
Cendikiawan Muslim” yang termaktub dalam buku “Karsa untuk Bangsa” diungkapkan,
Azra sangat cinta ilmu pengetahuan dan peradaban sehingga apapun yang beliau
lakukan selalu berdasarkan ilmu pengetahuan. Sisi lain, Azra selalu memotivasi
untuk membangkitkan tradisi ilmiah, sehingga standar kualitas suatu bangsa
banyak ditentukan seberapa berkualitas ilmu pengetahuan yang melekat pada SDM
suatu bangsa. Dalam pandangan Amin Abdullah Guru Besar Ilmu Filsafat UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta dalam kata pembukanya menyatakan, Azyumardi Azra sebagai
Intelektual Publik Dedikatif ( 2022), adalah seorang publik intelektual yang
konsisten, dedikatif, penuh komitmen, tidak kenal lelah, kegelisahan tiada
henti, sumber mata air gagasan terus mengalir, penulis prolifik, produktif dan
penuh stamina.
Tidak
akan puas menelisik karya intelektual dan paradigma berpikir seorang Azra, yang
tentunya sangat luas bagaikan bahtera di lautan. Sehingga terus harus dieksplor
secara berkelanjutan yang puncaknya membangkitkan ghirrah untuk mengadakan
riset bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban.
Pak
Azyumardi Azra yang S1 nya di IAIN Ciputat dan Doctor of Philosophy-nya
di Columbia University, New York menguatkan “jika Indonesia tetap bisa optimis
dengan kebangkitan peradaban yang kontributif bagi peradaban dunia, sekali lagi
pengembangan quality education mesti tetap menjadi prioritas utama.
Alasannya jelas, hanya dengan pendidikan berkulitas tinggi dapat tersedia kaum
muda atau SDM yang instrumental dan pembangunan peradaban Indonesia untuk
peradaban dunia yang lebih berkemajuan, berkeadilan, dan berkedamaian. (Kata
Pengantar Azra dalam Buku Islam & Transformasi Indonesia : Kontribusi
Alumni UIN Memperkuat Umat Melahirkan Kesalehan Kebangsaan, Juni 2019).
Akan
terus dahaga mengupas Paradigma Pendidikan Versi Prof. Dr. Azyumardi Azra, CBE, semakin kita
mendalami kian haus rasanya untuk memahaminya.
Kalenderwak,
23 Februari 2023 / 02 Rajab 1444 H.
Pasca
Subuh, 05.15 Wib.
Posting Komentar untuk "Menyelami Paradigma Pendidikan Versi Azyumardi Azra, CBE"