Membaca Mengungkap Peradaban
Sejak kecil kita belajar membaca dan menulis hingga saat ini menjadi orang sukses, rajin ibadah, dan berperadaban. Guru kita dengan telaten membimbing, membaca, dan menulis bahkan meng-eja per-huruf dengan penuh kesabaran. Masya Allah, guru sangat berjasa untuk kehidupan seseorang sehingga memiliki kompetensi yang mumpuni sesuai bidang profesionalismenya.
Realitasnya, guru-guru kita sejak dahulu telah mengapresiasi dan
mengamalkan Surat Al-Alaq. (QS. Al-Alaq [96]: 1-5). Sangat jelas pesan Allah SWT tersebut,
agar manusia giat membaca dan belajar tanpa henti sepanjang masa “long life
education”. Dengan upaya inilah, wawasan ilmu pengetahuan terus berkembang setiap saat.
Mengapa Allah SWT menurunkan ayat Al-Qur’an yang perdana itu
perintah Iqra? Bila dianalisis secara mendalam pasti banyak hikmah,
diantaranya agar manusia mampu menggali, memahami, mengkaji dan mengamalkan
semua yang termaktub dalam ayat suci Al-Qur’an sehingga mampu mempertahankan
posisi manusia sebagai khalifatu fil
ardhi. Quraish Shibah (2000: 170) mengungkapkan bahwa membaca adalah syarat
utama guna membangun peradaban. Semakin berkualitas minat bacanya, kian
berkualitas pula peradaban suatu bangsa. Informasi sangat menghentakkan bangsa
Indonesia dan sangat ironis, NKRI menduduki ranking 60 dari 61 negara yang
diteliti dalam hal literasinya atau budaya membaca. Apakah kita akan
mempertahankan posisi yang tidak menguntungkan tersebut? Tentunya berharap
kondisi seperti ini jangan diabadikan. Minat membaca memang tinggi, tetapi
budaya membaca tetap harus didongkrak.
Bagi Anda yang dahulu kuliah dan mengenyam pendidikan atau sekarang
masih studi, tentunya pada saat mengikuti proses akademik dituntut untuk giat
membaca dan menulis dengan mengikat makna sehingga khazanah ilmu pengetahuan
terus meningkat. Hasilnya tetap semangat, karena ada tuntutan untuk
melaksanakan tugas akademik. Bagaimana
kondisi Anda saat ini? Apakah masih giat membaca dan menulis? PR besar tentunya
bagi kita untuk menggelorakan semangat Iqra tersebut. Sangat relevan
yang diungkapkan Ary Ginanjar Agustian (2001, h. 120) perintah untuk membaca
adalah langsung diturunkan oleh Tuhan. Membaca itu sebagai langkah awal mengungkap ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan kesuksesan manusia.
Seiring dengan kesibukan dan pekerjaan rutinitas, umumnya beralasan
belum bisa membagi waktu mempertahankan kegiatan Iqra. Pihak lain
beralasan merasa sudah tua untuk membaca dan belajar. Sebagai upaya untuk
membangkitkan semangat membaca perlu diuraikan manfaat membaca antara lain,
pertama: meningkatkan khazanah ilmu pengetahuan. Dengan membaca, ilmu pengetahuan kita kian bertambah, mampu meng-explore pengetahuan hingga
ke akar-akarnya. Banyak tokoh besar lahir karena giat membaca seperti: Ibnu Khaldun,
Ibnu Rush, Imam Al Ghazali, Buya Hamka, KH. Wahid Hasim dan tokoh lainnya
semuanya besar dan hebat karena membaca.
Kedua, dengan membaca muncullah para ilmuan yang dicatat dengan
tinta emas, seperti melahirkan Astronot yang mendarat di bulan dan nakhoda
mampu menaklukkan lautan dengan kapal lautnya. Pakar kedokteran, teknik, sosio
kultural, internet, dan ilmu lainnya. Semuanya dapat digali dengan membaca dan
mempelajari isi kandungan Al-Qur’an secara intens, seperti pesan Al-Qur’an, bahwa manusia dan jin akan mampu menembus angkasa luar dengan "sulthan" kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini sebagai motivasi dalam peningkatan ilmu pengetahuan.
(QS. Ar Rahman [55] : 33). Ayat Al-Qur’an ini
memberikan motivasi kepada kita bahwa apabila ingin melintasi angkasa luar
harus dengan kekuatan. Kekuatannya adalah menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi. Luar biasa pentingnya ilmu pengetahuan, alih-alih esensinya dengan
membaca.
Ketiga, membaca mampu menjadikan suatu bangsa berperadaban tinggi. Peradaban
tinggi indikatornya dengan ilmu. Orang yang berilmu sangat dihargai. Bahkan
Allah SWT mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu pengetahuan dengan
derajat yang tinggi QS. Al Mujadalah : 11). Standar dari kehidupan adalah iman
dan ilmu pengetahuan. Tiga manfaat Iqra ini sejatinya membangkitkan
semangat kepada kita agar lebih termotivasi untuk membaca. Karenanya Iqra
merupakan pondasi peradaban, menjadikan manusia sebagai insan paling mulia di
sisi Allah SWT.
Dengan review ini, marilah kita awali dari diri sendiri
dengan giat membaca dan menulis, menggali dan mendalami ilmu pengetahuan. Untuk
mengevaluasi diri, coba tengoklah rak atau lemari buku Anda. Buku atau kitab
apa yang belum sempat Anda baca? Tentunya banyak bukan? Ternyata sumber ilmu
pengetahuan terdapat di dalam rumah Anda. Yakinlah dengan membaca akan mengubah etos hidup Anda.
Selamat mengelorakan Iqra, dalam waktu dekat akan mengubah pola pikir Anda.
Kehidupan Anda akan lebih bersemangat untuk ibadah dan berikhtiar. Marilah kita
mulai membaca detik ini juga, sebelum Anda tidak memiliki kesempatan untuk
membaca. Mulailah membaca saat ini,
berarti Anda bagian dari pelaku membangun peradaban. Wallahu ‘ Alam.
Posting Komentar untuk "Membaca Mengungkap Peradaban"