Urgensi Shalat : Meneladani Shalatnya Rasulullah SAW
Rasulullah SAW sebagai teladan bagi umat Islam. Sejak zaman sahabat, tabiut tabiin, menjadikan Rasulullah sebagai uswatun hasanah. Kita pun sama, berupaya dengan maksimal meneladani Akhlaq Nabi Muhammad SAW.
Diantara
strategi, agar kita dicintai Allah dan Rasulullah selalu mengumandangkan
shalawat setiap saat. Terutama pada hari Jumat. Rasulullah bersabda : “Perbanyaklah shalawat, terutama pada hari Jumat. Orang yang sering bershalawat, nanti di hari kiamat sangat dekat kepada Nabi". (HR.
Baihaqi)
Masya
Allah, satu reward bagi umat Islam yang selalu bershalawat kepada Nabi saat
di hari kiamat nanti sangat dekat dengan Rasulullah SAW. Artinya, kita akan bahagia
bersama Rasul menikmati SurgaNya. Sungguh anugrah yang luar biasa bisa kita rancang
mulai saat ini, dengan membiasakan bershalawat kepada Rasulullah SAW hingga
akhir hayat. Allah SWT mengingatkan dalam Firman-Nya:
ان الله وملائكته يصلون على الني. ياايهاالذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. الاحزاب٥٦
Mengapa Allah SWT, para Malaikat dan
umat Islam bershalawat kepada Nabi? Tentunya mengandung hikmah sangat dalam. Dapat
kita uraikan, Allah SWT bershalawat kepada Nabi sebagai rahmat dan keridhaan untuk
Rasul. Sedangkan para Malaikat bershalawat kepada Nabi sebagai doa dan
istigfar. Adapun shalawat umatnya kepada Rasulullah SAW sebagai wujud doa dan
pengagungan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Minimal kita mengucap shalawat
dengan kalimat:
اللهم صل على محمد. وعلى ال سيدنا محمد
Setelah kita membiasakan bershalawat, kemudian menguatkan ibadah. Tentunya menjadi kewajiban kita sepanjang waktu yaitu menegakkan
shalat lima waktu. Ini hikmah hidup di
bulan Rajab. Sebagai bulan ulang tahun Shalat tepatnya 27 Rajab.
Shalat
fardhu menjadi pembeda antara muslim taat dengan yang ingkar. Antara insan konsisten
mengamalkan ajaran agama dengan insan yang selalu meninggalkan syariat agama. Harus ada proses pembiasaan untuk melaksanakan shalat berjemaah sejak kecil hingga dewasa. Sehingga timbul habit shalat berjemaah dalam kondisi apapun.
Kita
mafhum, bahwa shalat lima waktu hukumnya fardhu ain. Bagi kita yang sudah
balig, berakal, muslim, dan mukalaf tentunya konsisten menegakkan shalat. Jika
kita meninggalkan shalat berdosalah kita semua. Ahli fiqih menegaskan:
هوالذي يثاب
فاعله
ويعاقب
تاركه
"Dikerjakan
dapat pahala ditinggalkan mendapat dosa".
Itulah
shalat lima waktu. Dalam kondisi apapun, kita wajib menegakkan shalat. Bahkan
hingga kita menghembuskan nafas terakhir.
Apakah
shalat kita seperti yang dilaksanakan Rasulullah? Kita harus yakin, Shalat kita
sesuai dengan amaliah Rasulullah SAW.
Dari
mana kita mengetahui bahwa shalat kita sesuai dengan amalan Rasulullah ?
Pertama,
berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW:
صلوا كما
رايتموني
اصلي. رواه
البخارى
"Shalatlah
kalian sebagaimana melihat aku shalat”. (HR. Bukhari)".
Shalat
yang kita laksanakan saat ini, sesuai dengan perintah Rasulullah SAW. Para
sahabat bersama Rasul ikut shalat. Tabiut Tabiin bersama sahabat shalat
berjemaah. Nabi melaksanakan niat, takbir, membaca Al-Fatihah, ruku, sujud
hingga mengucapkan salam kita pun sama melakukannya.
Kedua, shalat itu bukan hanya sekadar mengejar formalitas saja. Tetapi harus dilaksanakan dengan khusyu dan ikhlas. Betapa pentingnya Shalat berjemaah Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya:
"Shalat berjemaah lebih afdhal dari shalat sendiri fadhilahnya 27 derajat.
(HR. Bukhari)
Sebagai
contoh, saat pelaksanaan haji dan umroh, kita shalat di Masjidil Harom di Mekah
dan Masjid Nabawi di Madinah. Bahkan saat ibadah haji disunnahkan shalat sunnah
Arbain. Artinya melaksanakan shalat 40 waktu di masjid Nabawi secara berjemaah,
kurang lebih 8 hari pelaksanaannya. Sebuah indikator, betapa pentingnya shalat
berjemaah, hukumnya sunnah muakkad. Saat kita shalat berjemaah 1 waktu di Masjidil
Harom, diberikan fadhilah sama dengan 100.000 waktu shalat di tanah air.
Ketiga,
kita dapat memetik hikmah dari shalat berjemaah. Karena dengan shalat berjemaah sebagai penguatan untuk memakmurkan masjid. Sesuai
dengan Firman Allah SWT:
انما يعمر مساجدالله من امن بالله واليوم الاخر واقام الصلاة واتى الزكوة. ولم يخش الاالله ….التوبة:١٨
Dalam
konteks lain, shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Seperti dinyatakan pada Surat Al-Ankabut ayat 45 :
ان الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر. العنكبوت
Dengan
ayat ini dapat kita pahami, ketika ada orang shalat tetapi masih korupsi,
berarti dia belum menegakkan shalat. Orang yang shalatnya khusyu, mampu menghindari perbuatan keji dan munkar. Selalu membuka hatinya untuk meningkatkan ukhuwah dan selalu mengutamakan nilai-nilai Islami dalam kehidupan.
Lebih
dahsyat lagi, energi shalat seperti pesan Allah SWT:
واقم الصلوة
لذكري
"Dan
dirikanlah Shalat untuk mengingat Aku". (Thaha [20] :
14)
Ingat kepada Allah SWT bukan hanya saat shalat, tetapi kapan pun dan di mana pun kita wajib mengingat Allah. Bahkan merasa dikontrol oleh Allah SWT. M. Quraish Shihab (2006, h. 111) dalam Tafsir Al-Misbah menyatakan, orang yang ikhlas menegakkan shalat secara kontinu termasuk sifat kaum muhsinin. Satu indikator, selalu membangun hubungan baik dengan Allah SWT yang dipancarkan selalu membina harmonisasi dalam kehidupan di masyarakat.
Karangsari,
18 Februari 2023 / 27 Rajab 1444 H.
Momentum
Hari Ulang Tahun diwajibkannya Shalat lima Waktu.
Semoga kita bisa meneladani Salat nya Rasulullah, Makasih pak Haji Wahyu ilmunya
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusAlhamdulillah, Tulisan ini mengingatkan kita agar sebagai umat Baginda Rosul senantiasa berupaya mengikuti jejak Rosululloh. Terima kasih pak haji. Ilmu dan nasehatnya selalu dinanti
BalasHapusAfwan kang. Yu kita berkarya
HapusAlhamdulillah.
BalasHapusSemoga kita digolongkan hambanya yang Muhsinin.
Terimakasih Pa Haji Barokallah
Aamiin YRA. Semoga manfaat.
HapusKonten yang sangat bermanfaat, gaya menulis yg menarik, memotivasi dan mengingatkan kita akan sholat yg bermakna.
BalasHapusBila shalat nya baik maka amalan lainnya juga akan baik, semoga keluarga kita selalu mendirikan shalat, bil barokah pak Haji keren inspiratif
BalasHapusAlhamdulillah. Mugia manfaat.
Hapus