Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Literasi Kematian : Maut itu Pasti Datang

 


Merujuk pada buku Komaruddin Hidayat "Psikologi Kematian" diungkapkan bahwa, kematian itu sebuah keniscayaan.  Kita semua harus siap dan penuh antusias mengingat masalah kematian sudah pasti dan semoga perjalanan itu menggembirakan”. Semua orang pasti akan mengalami kematian. Cepat atau lambat. Di manapun berada, dan kapan waktunya? Hanya Allah SWT Maha Mengetahui.

 

Kita selalu mengucap kalimat : "Sungguh kepada Allah semuanya akan kembali". Saat mendengar dan melihat peristiwa kematian. Sebagai langkah mengingat kematian, kita pun harus selalu ingat di manapun, kapanpun, dalam kondisi apapun kematian pasti akan datang. 

 

Suatu saat, saya  takziyah ke rumah  Almarhumah Ibu Lastri, kediamannya dekat dengan rumah saya hanya dibatasi sungai. Saat itu, ayahnya dirawat di Ruang ICU. Musibah datang tidak disangka-sangka. Hanya Allah SWT Yang Maha Mengetahui.

Sangatlah kuat takdir Allah SWT, pada Jumat 5 Juni 2020 "Mang Opang" demikian biasa saya panggil, kembali kepada Allah SWT. Almarhum Bang Opang itu bapaknya Almrh Bu Lastri yang baru selang beberapa hari telah kembali ke Rahmatullah. Allah SWT Maha menaqdirkan. Almarhum saya kenal insan baik, insya Allah termasuk ahli ibadah. aamiin.

 

Kehidupan dan kematian ada dalam genggaman Allah SWT. Sudah ditetapkan pada zaman azali. Itulah taqdir mubrom. Merupakan hak prerogatif Allah SWT. Para anbia walmursalin kekasih Allah SWT. Semuanya telah kembali kepada Allah SWT. Mengapa? Karena semuanya merupakan makhluk, sedangkan Allah adalah Khalik kekal abadi.

 

Dalam kaitan lain, makna "Roji'un" adalah pulang, artinya semua manusia pasti ingin pulang. Sebuah analogi, orang yang merantau pasti suatu saat dia akan rindu untuk pulang. Karena pulang kampung itu indah. Banyak kenangan yang telah diukir selama hidup seseorang. Begitu pula kematian, idealnya yang dirindukan setiap insan. Karena akan pulang keharibaan Rabbul Izzati.

 

Hidup di dunia hanyalah sementara. Orang miskin dan kaya akan kembali.  Hidup di dunia tidak abadi. Yang lestari nanti di akhirat. Pintu gerbangnya tak lain hanyalah kematian. Kita diperintahkan Allah untuk konsiten menyembahNya. Sebagaimana pesan Allah SWT : Kita diperintahkan menyembah Allah SWT hingga datangnya ajal. (QS.Al Hijr [15] : 99). Ayat ini mengingtkan kepada kita untuk memlihara ibadah dalam hidup. Sehingga saat ajal menjelang, tetap dalam kondisi beribadah. 

Sebuah idealisme wajib disertai amaliah. Sebagaimana dikatakan Syeikh Ibnu Athaillah dalam Kitab Al Hikam (2010, h. 99) bahwa harapan itu disertai amal. Jika tidak, itulah hanya angan-angan". Sebuah angan-angan tiada bermanfaat dalam kehidupan. Hanya menjadi harapan semu tak bermakna.

 

Dengan uraian singkat ini, idealnya mengingkatkan kita bahwa hidup di dunia hanyalah sementara. Saatnya kita mengumpulkan amaliah kebaikan untuk bekal di akhirat nanti.

 

 

3 komentar untuk "Literasi Kematian : Maut itu Pasti Datang"

  1. Terima kasih kang Haji Wahyu sudah mengingatkan kita kepada keniscayaan akan kematian. Barokallah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hatur nuhun kang terus mengapresiasi buah karya pembelajaran saya dalam berliterasi.

      Hapus
    2. Semoga Allah menguatkan kita untuk melanjutkan kehidupan penuh makna. Dan kembali kepada Allah Husnul Khotimah..

      Hapus